“Gaby, ayo bangun sayang. Udah jam enam nih!
. Mau sampai kapan kamu tidur terus seperti ini?” bu Mira-mama Gaby- mengomel-ngomel sambil menyibakkan gorden lalu membuka jendela di kamar Gaby. Tapi ternyata yang dibangunkan tak juga bergerak sedikitpun.
            Bu Mira langsung bergegas keluar kamar untuk mengambil air dari kamar mandi dan memercikkan air tersebut di wajah anak tercintanya. Sontak Gaby kanget dan langsung membersihkan air yang ada di wajahnya. Lalu melanjutkan tidurnya yang sempat terganggu.
            “Kamu mau Mama siram air satu  gayung atau bangun sekarang juga?” Bu Mira mengancam setengah berteriak.
            “ Hmmh, iya Ma.” Sahut Gaby masih dengan setengah mengantuk.
            “ Kamu mau masuk kerja gak sih?”
“Iya Mamaku sayang.” Gaby seraya beranjak dari tempat tidurnya sambil mengucek-ngucek matanya yang masih terasa berat.
“ Ya ampuuunn Gaby! Kamu mau terlambat ke kantor ya? Ayo cepetaaann…!” Bu Mira membuka pintu kamar mandi yang terletak di kamar Gaby dan mendorong tubuh Gaby untuk masuk ke dalamnya.
“ Iya Ma…” jawab Gaby masih dengan bermalas-malasan.
“ Mandinya yang cepet ya. Nanti bisa terlambat lho.”
Gaby tak menjawab dan langsung masuk ke kamar mandi.
Setengah jam kemudian.
“ GABBYYY….cepetan! sarapannya sudah nunggu nih.” Mamanya berseru dari ruang makan.
“ Gak sempet Ma. Udah hamper telat nih!” ujar Gaby ketika setengah berlari dari kamarnya. Ia sudah rapi dengan pakaian kerjanya. Setelan blazer biru dengan blus putih di dalamnya, dan celana dengan bahan dan warna yang senada dengan blazernya. Hanya dengan sedikit polesan bedak di wajahnya, dia semakin terlihat cantik dan segar.
Geral -kakak satu-satunya Gaby- sudah berada di meja makan sebelum Gaby datang. Dia sedang asyik menyantap makan paginya.
“Sorry Dek. Hari ini gue gak bisa nganter loe. Gue mo nerusin ngerjakan tugas yang semalem di rumah aja. Lagian mobil gue juga waktunya diservice. Loe berangkat naik motor sendiri ja ya?” ujar Geral pada adiknya.
“ Wah, jadi gak bisa tidur lagi nih.”Jawab Gaby.
“Makannya jadi cewek jangan hobi tidur melulu.” cerca Geral.
“ Ya udah Ma. Aku berangkat sekarang ja.” Ujar Gaby seraya mencium tangan mamanya lalu bergegas menuju garasi untuk mengambil motor maticnya.

*****

Terjadi kemacetan yang cukup panjang di beberapa bagian jalan. Sehingga memakan waktu hamper dua puluh menit untuk sampai di kantor tempat ia bekerja.Padahal hanya berjarak 15 km dari rumahnya. Ia bekerja di CV. Pramono Karya yang terletak di Jalan Soekarno – Hatta, Surabaya. Ia bekerja sebagai sekretaris Pak Pramono- pemilik perusahaan tersebut.
Haduh,bagaimana ini? Aku terlambat sepuluh menit nih. Padahal dua hari yang lalu aku baru saja mendapat SP II. Aku gak mau di pecat!
Gaby sudah mendapat SP I dua minggu yang lalu. Karena tertidur saat meeting bersama relasi penting Pak Pramono. Padahal ia diminta untuk menjadi notulen dalam meeting tersebut. Dia dibangunkan oleh Pak Pramono dan itu membuatnya sangat malu pada saat itu, dan Pak Pramono memintanya untuk dating keruangan beliau setelah meeting itu selesai. SP II datang karena tertidur saat diminta Pak Pramono mengetik email untuk klien Pak Pramono yang ada di Bali. Dia tertidur di atas keyboard computer di meja kerjanya. Dia tidak bisa mengelak karena komputernya telah berkhianat kepadanya. Kareda di layar computer terpampang jelas huruf a yang mencapai hampir sepuluh baris. Pak Pramono memberinya waktu untuk mencuci muka lalu memintanya untuk menemui beliau di ruangan kerja beliau.
Setelah Gaby mengisi absensi di sidik jempol, ia segera bergegas menuju meja kerjanya. Tapi Pak Pramono sudah berada di meja kerja Gaby untuk menunggu kedatangan Gaby. Karena Gaby tidak biasa datang terlambat seperti ini. Sedangkan Gaby hanya tersenyum malu saat mengetahui bosnya sudah berada di mejanya sejak tadi.
“ Sepuluh menit lagi saya tunggu kamu di ruangan saya.” Ujar Pak Pramono.
“ Baik Pak.” jawab Gaby.
Gue gak mau dipecat. Teriak Gaby di hati kecilnya.
Sepuluh menit kemudian Gaby sudah berada di ruangan Pak Pramono.
“ Habis begadang ya? Sampai datang terlambat seperti ini.” Ujar Pak Pramono memulai pembicaraan.
“Maaf Pak.” Meski ia bangun terlambat bukan gara-gara begadang. Tapi memang gara-gara gaby hobi tidur.
“ Saya sangat menyesal. Tapi saya tidak bisa membantumu, lagi pula kamu baru saja mendapat SP II. Kamu mempunyai dua pilihan,dikeluarkan dengan mendapat pesangon atau membuat surat pengunduran diri. Jika kamu memilih membuat surat pengunduran diri, kamu akan mendapat surat referensi yang akan berguna untuk mencari kerja di tempat lain.”
Gaby hanya tertunduk lesu. Bingung.Tapi ia harus tetap memilih.
“ Yang kedua,Pak.” Jawabnya dengan berat hati.
“ Maaf karena telah mengecewakan Bapak.” Tambahnya.
“ Maafkan saya jika selama ini ada kesalahan. Surat Referensinya bisa kamu ambil setelah makan siang nanti.”
“ Baik Pak. Terima kasih.”Gaby seraya berdiri dan menyambut jabat tangan Pak Pramono yang kini telah menjadi mantan bosnya. Gaby keluar dari ruangan tersebut dengan bersedih hati.
Semua temannya bertanya-tanya mengapa Gaby keluar dari perusahaan ini. Tapi dia hanya diam menanggapi pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Rina – sahabat dekat Gaby yang juga bekerja di PT. Pramono Karya- langsung mendatangi meja Gaby.
“Napa loe ngundurin diri? Napa loe tega ninggalin gue?” cerca Rina sambil membantu Gaby mengemasi barang-barangnya.
“Ini semua salah gue. Gue ngelakuin kesalahan lagi. Dan inilah akibatnya. Bukannya gue gak mo nemenin loe lagi Rin, tapi gue emang harus pergi sekarang. Karena gue udah milih ngajuin surat pengunduran diri biar gue bisa dapetin ngedapetin Surat Referensi.”
Rina menyandarkan tubuhny di dinding terdekatnya. Ia sangat sedih karena harus berpisah dengan Gaby. Itu artinya dia belum tentu dapat bertemu dengan Gaby setiap hari lagi.
“ Lalu siapa yang nemenin Gue ngobrol di waktu senggang?”tanpa sengaja Rina mengeluarkan bulir-bulir air dari matanya.
“Ayolah Rin, loe bisa kok tetep enjoy bekerja tanpa ada gue di deket loe.”
“Terus loe mau nyari kerja kemana?”
“Gue juga belum tahu. Tapi gue tetep mau berusaha sendiri dulu.”
Gaby hanya tertunduk lesu.
“Loe kenapa Say?”
“Gue bingung gimana caranya ngomong ke keluarga gue. Gak mungkin kalau gue ngomong saat ini. Gue gak mau ngebuat mereka kecewa.” Tanpa ia sadari bulir-bulir bening dari matanya.
“Sampai kapan loe akan nyembunyiin semua ini dari keluarga loe? O iya, nap aloe gag kerja di perusahaan bokap loe ja? Di sana loe bisa dapetin posisi direktur,bukan hanya jadi sekretaris direktur doing.” Bujuk Rina.
“ Gak ah. Gue gak  mau kalau hanya gara-gara gue anak pemilik perusahaan tersebut lalu  gue langsung bisa dapetin posisi penting di sana. Kapan gue mandirinya?”
“Terus gimana lagi?”                     
“Gue juga gak tahu Rin.”
“Gimana kalau kita makan siang dulu. Paling gak untuk sedikit nenangin diri loe. Loe bikin gue makin khawatir kalau loe murung terus kayak ginie.”

*****

Setelah selesai makan siang, Gaby segera menuju ruangan Pak Pramono untuk mengambil surat referensinya.
Saat surat referensi itu sudah berada di tangannya, ia segera menuju ke tempat parkir untuk mengambil motornya dan segera menuju pulang. Ia membawa semua barang-barangnya sendiri.
Rumah sangat sepi. Karena mama dan papanya sedang pergi ke rumah nenek Gaby yang ada di Kediri. Semalam mamanya juga berkata bahwa mereka akan berada di Kediri selama seminggu. Tapi ia tak tahu dimana Kak Geralnya berada saat ini. Tapi baginya itu tak penting.justru lebih baik jika tak ada yang tau tentang semua ini. Ia segera menuju kamarnya untuk melepaskan semua penat yang ada dihatinya.
*****

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Sekarang sudah satu minggu semenjak ia dipecat dari CV. Pramono Karya. Selama seminggu belakangan ini ia tetep pergi dari rumah seperti saat bekerja dahulu. Ia mau membuat kakaknya curiga. Tapi ia tetap berusaha untuk mencari pekerjaan di perusahaan lain.
Ia juga tidak menunjukkan hal aneh saat ditelpon papanya tiga hari yang lalu.

Setelah dua hari semenjak kepulangan papanya dari Kediri, tak sengaja papanya telfon ke mantan kantornya. Papanya baru mengetahui bahwa sudah satu minggu lebih Gaby tidak bekerja lagi di sana.
Gaby baru saja sampai di rumah.
“Sayang, Papa dan Mama mau membicarakan hal penting kepadamu. Kemarilah Nak.” Ujar mamany memulai pembicaraan.
“Iya Ma, ada apa?”
“Kemana saja kamu selama ini?” papanya mulai angkat bicara.
“Tentu saja aku bekerja dong Ma?”
“Bekerja di mana? Di CV. Pramono Karya?”
“Tentu saja Pa.” Gaby mulai merasa gelisah.
“Tolong jangan bohongi kami Sayang. Tadi siank papamu tidak sengaja menelfon ke sana. Katanya kamu sudah keluar dari sana saat kami berangkat ke Kediri. Benarkah itu Nak?” ujar mamany
Gaby hanya tertunduk diam. Dia tidak berani mengangkat wajahnya. Dia sangat malu pada orang tuanya.
“Jawablah sayang. Jangan hanya diam seperti ini?”mamanya mencoba benbujuknya lagi.
“Iya Ma. Maafkan Gaby karena tidak segera menyampaikan semua ini. Selama seminggu terakhir ini, Gaby sedang mencoba untuk melamar di perusahaan lain.”
“Kamu kan bisa kerja di perusahaan Papa sayang. Kamu tidak perlu repot-repot melamar di perusahaan orang. Papamu juga punya perusahaan nak.”
“Maafkan Gaby,Ma,Pa.”
“Jika kau punya masalah, kau bisa meminta bantuan kami Nak. Karena kami adalah orang tua kandungmu.” Ujar mama.
“Iya Ma.”

*****

Hikmah yang dapat di ambil
Ø  Jangan menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Tak selamanya keberuntungan berada di pihak kita.
Ø  Jangan membohongi orang tua.
Ø  Gunakan waktumu dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai menyesal di kemudian hari nanti.


Mohon maaf jika ada kesalahan ketik. Terima kasih. ^_^